Sejarah Desa

JEPALO

           Sejak pertama kali Desa Jepalo terbentuk sampai sekarang belum di ketahui angka tahun yang pasti. Sejarah terbentuknya Desa Jepalo hanya bersumber dari cerita pada sesepuh yang di riwayatkan secara turun temurun.

          Pada awalnya Desa Jepalo merupakan daerah hutan lebat yang belum terjamah manusia. PALO RANTE merupakan makluk halus yang pertama kali mendatangi hutan itu,di situ terdapat tempat yang bernama MBUNUK (Gundukan Tanah) yang di gunakan sebagai tempat tinggal oleh PALO RANTE, maka daerah itu di namakan DESA JEPALO.

          Dalam riwayat di kisahkan bahwa pembukaan hutan di mulai pada bulan DZULQO’DAH /Bulan Apet pada hari kamis paing, yang di pimpin oleh MBAH KROMO. Mbah kromo merupakan orang pertama kali yang memimpin Desa Jepalo. Desa Jepalo di pimpin oleh mbh kromo menjadi Desa yang Rukun,Damai dan Tentram. Setiap satu tahun sekali diadakan SEDEKAH BUMI yang bertepatan di bulan Dzulqo’dah / bulan Apit pada hari Kamis Pahing.

          Pada suatu hari ada seseorang yang datang dari jauh di desa itu, orang tersebut meminta air minum tapi tidak di kasih air minum oleh warga disitu, sehingga orang itu sakit hati dan balas dendam dengan cara mengambil air dari sebrang utara, dan sengaja menumpahkan air itu di Desa Jepalo.

          Pada suatu hari di Desa Jepalo itu kena musibah wabah penyakit yang  menimbulkan seseorang meninggal dunia secara tidak wajar (paginya masih sehat sore harinya meninggal, sorenya sehat pagi harinya meninggal ), karena kejadian itu, maka semua warga menjadi resah, sehingga meninggalkan Desa itu satu persatu untuk mencari tempat yang aman dan sejak itu Desa Jepalo menjadi kosong,dan berpindah di Dukuh Warangan. Sejak kejadian itu akhirnya mbh kromo meninggal dunia.

          Asal usul Dukuh Warangan pada awalnya kedatangan seseorang yang bernama Empu Supo. Beliau merupakan salah satu murid dari Sunan Kalijaga yang ditugaskan menyebarkan agama islam. Selain menyebarkan agama islam beliau juga pandai membuat keris yang sehari-harinya di Warangi (Bakar) didaerah itu, sehingga tempat itu dinamakan Warangan.